Silaturohmi Ke Sesama Peternak

Jika ingin panjang umur dan murah rejeki yang diajarkan oleh agama Islam sungguh sangat benar adanya. Begitu juga dalam dunia peternakan. Kalo mau tambah rejeki baik itu berupa ilmu, peluang usaha, perluasan pasar dll maka kita memang harus bersilaturohmi.
Silaturohmi sangat banyak sekali wujudnya. Mulai dari berkunjung ke sesama peternak terdekat, atau melakukan studi banding ke peternak lain dan juga silaturohmi dapat kita lakukan melalui dunia maya yaitu bergabung ke beberapa grup yang membahas masalah peternakan.
Dulu, ketika pertama kali saya memulai beternak ayam, yang saya lakukan adalah dolan- dolan alias berkunjung ke peternak lain walau sebelumnya tidak saya kenal.
Kadang saya mendatangi mereka dalam rangka membeli beberapa ekor bibit saja, atau saya terang- terangan hanya ingin sekedar melihat- lihat saja.
Rata- rata para peternak sangat senang bila mendapat kunjungan dari peternak lainnya. Selain bisa menjadi sarana tukar pikiran, bertemu dengan peternak lain sangat membantu pemasaran hasil panen ayam kita. Melalui orang lain akhirnya kita bisa memasarkan panenan kita. Ya itulah manfaat silaturohmi.

Berkunjung Ke Peternakan Ayam Pak Adi
Berkunjung ke peternakan ayam pak Adi diwilayah dekat pesisir selatan jawa, tepatnya dekat pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo, itulah pertama kali saya memulai wisata ternak saya.
Menurut pengamatan saya sebagai peternak pemula, peternakan pak Adi mempunyai keunikan dan cara beternak yang berbeda namun sangat bagus.
Dapat saya gambarkan, peternakan pak Adi terdiri dari beberapa petak pemeliharaan diantaranya kandang untuk memelihara indukan, kandang bibit dan kandang pembesaran.
Kandang indukan biasanya berisi 5 betina dan 1 pejantan. Walau masih diengkrami secara tradisional oleh indukannya, namun produktifitas menurut saya cukup tinggi.
Tentu ada plus minusnya model ayam mengerami secara alami selama kurang lebih 21 hari. Selain menunggu terlalu lama yaitu 10 hari bertelur dan 21 hari mengerami, cara ini akan berakibat hitungan pakan yang lebih banyak sedangkan ayam tidak segera bertelur lagi diperiode berikutnya.
Namun model mengerami secara alami oleh betina mempunyai nilai lebih yaitu tingkat keberhasilan tetasan lebih tinggi. Dari 10 telur disetiap induknya, semua berhasil ditetaskan. Maka sistem tetas alami sangat boleh untuk diterapkan.
Tempat mengeram dipeternakan pak Adi dibuat senyaman mungkin. Setiap indukan dibuatkan petarangan tempat bertelur yang dibuat teratur, dengan media yang nyaman pula. Sehingga telur tidak khawatir untuk pecah ataupun jatuh.
Berikutnya adalah kandang doc 0-1 minggu. Ditempatkan dalam sebuah kotak triplek, kandang doc pemula ini juga dibuat berjajar sehingga sangat mudah untuk perawatan dan memberikan pakan.
Selanjutnya adalah kandang pembesaran.
Berbeda dengan kadang pembesaran pada umumnya, kandang pembesaran pak Adi berupa pranji kotak dari bambu dan setiap kota terdiri 10 ekor ayam kecil. Kandang sengaja ditaruh diluar. Atap ditutup rapat namun ada sinar matahari yang bisa masuk kekandang, sehingga ayam selalu sehat. Jika hujan pun ayam tidak basah karena atapnya rapat.
Yang sangat- sangat membedakan kandang pak Adi dengan kandang ternak lainnya yaitu kandang pembesaran yang berjajar memanjang berdiri di atas kolam lele. Sehingga secara otomatis lele akan memakan kotoran ayam tersebut sebagai pakannya.
Lelenya sangat lahap sekali. Terlihat lincah dan sangat menyukai kotoran ayam. Ada satu ilmu menarik disini dimana kandang ayam diatas kolam lele ternyata mempu menghasilakan pemanas alami bagi ayam.
Bau atau uap dari kolam ternyata merupakan pemanas alami bagi bibit ayam dimalam hari. Sangat- sangat mengagumkan, dimana bibit ayam yang dihasilkan sehat dan kuat karena sinar matahari dan pemanas alami dari uap kolam.
Namun sayang sekali, saya tidak mempunyai foto peternakan pak Adi karena dulu tidak sempat memotretnya.