Pakan Ayam Alternatif

Harus saya akui bahwa menurut saya harga pakan ayam di Indonesia masih sangat mahal. Bukan dalam artian nilai rupiahnya, namun lebih kepada apabila menengok harga panen ayam yang harganya kadang tidak menentu.
Bahkan beberapa peternak seperti saya kadang terheran- heran dimana ketika harga pakan naik, harga ayam malah berangsur turun. Padahal hal itu kan sudah jelas, jika ketika harga paka malah, biaya produksi yang dikeluarkan terutama untuk pakan cenderung besar dan banyak. Eh,,harga ayamnya kok malah turun.
Banyak peternak akhirnya mulai kreatif untuk meramu berbagai jenis bahan untuk dijadikan pakan alternatif yang murah namun mampu menambah berat ataupun produktifitas ayamnya.
Harus kita akui, pakan pabrikan masih menjadi yang terbaik sebagai ransum pakan ayam. Selain praktis untuk pakan skala besar ataupun kecil, pakan pabrik nilai gizinya juga komplit. Ukurannya ditimbang dengan tepat, sehingga pertumbuhan dan produktifitas ayam sangat bagus. Namun ya itu tadi, pakan pabrik mahal harganya.
Dari beberapa tempat peternakan yang saya kunjungi, setidaknya ada 2 alternatif pakan ayam yang bisa kita terapkan untuk peternakan kita. Yaitu pakan model rebus dan pakan model fermentasi.
Berkunjung ke peternakan abang Rohman, saya mendapatkan sebuah cara membuat pakan yang simple namun bagus. Nama teman saya tersebut Mas Rohman, dia hobinya memang beternak. Mulai dari ternak ayam, itik, enthok, kelinci hingga sapi dia punya. Walau masih skala kecil rumah tangga, namun Mas Rohman mempunyai teknik beternak ayam yang unik.
Setiap sore hari setelah magrib, mas rohman selalu merebus bekatul atau dedak. Dalam jumlah yang lumayan banyak, dedak rebus itu adalah pakan utama bagi ayam, itik dan enthok nya.
Setelah direbus sampai matang menyerupai bubur, pada keesokan harinya, bubur bekatul yang sudah dingin dan kental itu dicampur dengan jagung giling, poor dan beberapa irisan dedaunan menjadi rangsum pakan yang lezat. Prosentasi bekatul/ dedaknya tentu lebih banyak, selain harganya murah, namun dengan dimasak ternyata pertumbuhan ayam tidak terganggu dan ayamnya besar dan sehat. Prosentasenya sekitar 50 persen dedak bekatul, 25 persen jagung giling dan 25 persen poor. Bahan lainnya adalah sayur kangkung, daun ketela dll sebagai tambahan hijauan.
Pakan alternatif yang kedua adalah bekatul fermentasi. Cara membuatnya juga sangat mudah. Bahan yang digunakan adalah Bekatul/dedak, tetes tebu atau gula, dan EM4 peternakan.
Pertama siapkan ember besar untuk mengaduk adonan. Satu tutup botol atau sekitar 1 sendok EM4 dicampur dua tutup atau 2 sendok tetes tebu atau bisa diganti gula secukupnya. Dicampur dalam setengah liter air, diaduk- aduk hingga menjadi rata. Air yang telah mengandung campuran EM4 dan tetes tebu tadi disiramkan kedalam bekatul hingga merata namun tidak sampai becek seperti bubur. Hanya dibuat rata dan basah saja. Setelah bekatul/ dedak terasa kempal dan rata, masukkan dalam ember dan tutup rapat selama 3 hari. Sehari sekali dibuka dan dianginkan sebentar saja sekitar 5 menit. Setelah 3 hari bekatul akan keluar seperti jamur dan baunya harum. Artinya proses fermentasi berhasil. Selanjutnya bekatul fermentasi bisa diberikan dengan diberi sedikit poor yang telah diencerkan dan ditambah jagung giling.
Ayam setelah terbiasa akan lahap sekali. Untuk hari pertama kedua mungkin ayam tidak begitu suka. Namun jika sudah terbiasa, pertumbuhan terutama untuk produksi telur sangat bagus dengan dicampur sentrat petelur.
Semoga artikel ini bermanfaat.